Soichiro Honda: Sukses = 99 Persen Gagal

Pekerjaan pertamanya, mengasuh bayi. Dua kali pabriknya ludes terbakar. Sekali hancur karena gempa. Hobinya bersepeda, membawa keberuntungan.
Ibarat cermin, Soichiro Honda pantas menjadi tempat berkaca bagi siapa pun yang ingin sukses. Kegagalan hidup yang kerap dialaminya sejak kecil, tak menyurutkan semangatnya. Ia justru bangkit dan membangun Honda sebagai imperium bisnis otomotif dunia.
Dilahirkan 17 November 1906 di Hamamatsu, Shizuoka, Jepang, ketidakberuntungan seolah akrab menemani Soichiro. Keluarganya miskin, wajahnya tidak tampan, fisiknya lemah, dan ia sering jatuh sakit. Akibatnya, Soichiro kerap rendah diri di hadapan teman-teman sebayanya. Selama belajar, tak pernah ia duduk di kursi terdepan, dan selalu menjauh dari pandangan guru. Ia sering mendapat nilai jelek. “Tapi saya tidak bersedih, karena dunia saya di sekitar mesin, motor, dan sepeda,” kata Soichiro.
Ketertarikannya pada mesin diawali karena ayahnya membuka bengkel reparasi alat-alat pertanian di Kamyo, Shizuoka. Soichiro kecil sering bermain di sana. Ayahnya memberikan catut (tang pencabut paku), untuk bermain. Sesekali Soichiro juga pergi di tempat penggilingan padi. Mesin diesel yang menjadi motor penggerak penggiling padi, membuat ia dapat berdiam diri selama berjam-jam.
Di usia ke-12, sebuah sepeda pancal dengan model rem kaki, diciptakannya. Ia memang hobi bersepeda. Pernah, pada umur 8 tahun, ia mengayuh sepedanya sejauh 10 mil hanya untuk melihat pesawat terbang. Soichiro remaja pindah ke kota pada usia 15 tahun. Ia bekerja di sebuah bengkel, Art Shokai Company Honda. Uniknya, ia tidak langsung mengurusi mesin, tetapi sebagai petugas kebersihan, dan mengasuh bayi anak pemilik bengkel, Kashiwabara.
Semangatnya untuk belajar mesin tak padam. Ia mencuri-curi waktu pada saat bengkel tutup, untuk sekadar melihat dan menganalisa mesin mobil. Ia semakin bersemangat belajar mesin setelah menemukan buku “Sistem Pembakaran Dalam” di perpustakaan. Ia kumpulkan gajinya hanya untuk menyewa buku itu.

Suatu hari, ketika sedang mengepel lantai, ia diajak majikannya untuk membantu di bengkel, setelah diketahuinya kemampuan Soichiro memperbaiki mesin. Soichiro menunjukkan kemampuannya membetulkan mesin mobil Ford model T keluaran 1908. Dengan pengetahuannya ia berhasil membuat takjub para teknisi.
Pada umur 18 tahun, ia pergi ke kota Marioka untuk membetulkan mesin mobil. Kemudaannya membuat si penjemput keheranan.
“Tuan bengkel Art-nya sedang ke toilet ya?” tanya salah satu dari dua orang penjemput, karena sangat tidak percaya yang ia jemput hanyalah anak belasan tahun.”Sayalah yang Anda maksud. Terimakasih sudah menjemput saya,” sahut Soichiro santai.

Keahlian Soichiro mengutak-atik mesin, membuat ia menjadi kepala bengkel Art di kota Hamamatsu, pada usia 22 tahun. Di tempat itu, prestasinya kian membaik. Ia selalu menerima reparasi yang ditolak oleh bengkel lain. Ia sering pulang larut malam, terkadang hingga subuh. Setelah enam tahun bekerja, ia memutuskan kembali ke kampung halaman. Sebuah bengkel reparasi mobil didirikannya pada 1928.
Ia menandatangani hak patennya yang pertama setelah berhasil membuat jari-jari dari logam, menggantikan jari-jari kayu yang kurang baik meredam goncangan. Hasil karyanya itu laku keras, dan diekspor ke seluruh dunia.
Pada 1934, ia berencana membuat mobil sendiri. Bukan mengambil mesin mobil dari merek-merek terkenal di masa itu. Niat itu pun ia jalani dengan terlebih dahulu membuat ring piston. Di tahun 1935, tepat di samping bengkel Art, ia membuat papan nama “Pusat Penelitian Ring Piston Art.”
Sayang, ketika ia menawarkan ke sejumlah pabrikan otomotif, karyanya ditolak, termasuk oleh Toyota. Ring piston buatannya tidak lentur, dan tak laku dijual. Akibat kegagalan itu, Soichiro jatuh sakit cukup serius. Dua bulan kemudian, kesehatannya pulih, dan kembali ia memimpin bengkelnya. Tapi, soal ring piston itu, belum juga ada solusinya. Untuk mencari jawaban, ia kuliah di Sekolah Tinggi Hamamatsu Jurusan Mesin.

Siang hari, sepulang kuliah, ia langsung ke bengkel, mempraktekkan pengetahuan yang baru diperoleh. Tetapi, setelah dua tahun menjadi mahasiswa, ia akhirnya dikeluarkan karena jarang masuk. ‘’Saya merasa sekarat, karena ketika lapar tidak diberi makan, melainkan dijejali penjelasan bertele-tele tentang hukum makanan dan pengaruhnya,’’ ujar Soichiro. Kepada rektornya, ia jelaskan, kuliahnya bukan mencari ijazah, melainkan pengetahuan.
Berhenti kuliah tak membuatnya putus harapan. Berkat kerja kerasnya, pada 20 November 1937, ring piston terbaru berhasil dibuatnya. Desain ring piston-nya diterima Toyota, yang langsung memberikan kontrak. Itu membuat Soichiro berniat mendirikan pabrik.
Malang, mimpinya tak kesampaian. Pemerintah Jepang tidak memberikan dana pinjaman kepada warganya, karena sedang bersiap perang. Soichiro nekad mengumpulkan modal dari beberapa orang. Pabrik pistonnya memang berhasil didirikan. Namun, dua kali pabrik idamannya itu hangus terbakar, sehingga membuatnya bangkrut.
Soichiro pantang menyerah. Ia kumpulkan karyawannya dan memerintahkannya untuk mengambil sisa kaleng bensol yang dibuang oleh kapal Amerika Serikat. Kaleng itu digunakan untuk membangun pabrik. Pabrik memang berhasil dibangun, namun musibah besar lagi-lagi menimpanya. Gempa bumi hebat yang mengguncang Jepang, meluluhlantakkan pabriknya. Ia pun tak punya pilihan selain menjual pabriknya itu ke Toyota pada 1947 seharga 450.000 yen.
Setelah perang, akhir 1947, Jepang kekurangan bensin. Kondisi ekonomi porak peranda. Itu juga dialami Soichiro, yang tidak bisa menjual mobilnya akibat tidak ada orang yang mau beli. Padahal, ia sangat butuh uang untuk membeli makanan bagi keluarganya.

Di tengah kondisi kritis itu, Soichiro kembali bermain dengan sepeda pancalnya. Kali ini, kembali ia menunjukkan kreativitasnya dengan memasang motor kecil pada sepeda itu. Siapa sangka, sepeda motor ciptaannya itu diminati para tetangga. Mereka berbondong-bondong memesan. Itu yang mendorong Soichiro membuat sepeda motor. Pada 24 September 1948, ia mendirikan Honda Motor Company. Prototipe pertamanya lahir pada Agustus 1948 yang dinamai “Dream” -– yang kemudian menjadi filosofi perusahaan,”The Power of Dream.”
Dibantu Fujisawa, seorang pemasar yang hebat, Soichiro mengubah perusahaan tersebut menjadi lembaga multinasional berharga milyaran. Rekayasa mesin Honda dan pemasaran yang pintar, membuat Honda bmengungguli sepeda motor Triumph dan Harley-Davidson pada masanya.
Hobi balap mobil yang digandrunginya saat masih muda, menjadi salah satu kunci suksesnya. Kegemaran itu sempat membuat ia celaka. Tulangnya patah, termasuk di kedua pergelangan tangannya. Namun, dari balap mobil juga ia banyak mendapat pengetahuan tentang mesin.
Pada 1964, hanya dua tahun setelah Honda memproduksi mobil, ia terjun di arena Formula 1. Sedangkan di kancah produksi massal, Honda menelurkan produk yang sangat disukai pasar, hemat bahan bakar, dan berkecepatan tinggi, yang menjadi trade mark Honda hingga sekarang.
Di mata karyawannya, Sochiro yang pensiun pada 1973, terkenal keras. Bekerja dengan Sochiro berarti menghadapi dua pilihan: pindah ke perusahaan lain, atau belajar dengannya. Satoshi Okubo, salah seorang chairman Honda, seperti yang dikutip Robert L Shook dalam bukunya, Honda an American Succes Story, mengatakan: “Pada tahun 1950-an tidak banyak lowongan pekerjaan pada perusahaan besar. Saya ingat ucapan Sochiro Honda di hadapan karyawan baru bahwa perusahaan lain mungkin tidak mempertimbangkan kita, tapi kami percaya pada kita semua, kalau ingin keluar silakan.”Namun, ia berubah menjadi welas asih dan murah hati saat minum sake bersama.

Semasa hidupnya, pengagum Napoleon Bonaparte itu mengatakan, “Orang melihat sukses saya hanya satu persen. Tapi mereka tidak melihat 99 persen kegagalan saya,” katanya. Ia berpetuah, “Ketika mengalami kegagalan, segeralah mulai kembali bermimpi. Dan mimpikanlah mimpi baru.” Nasehatnya itu membuat kita masih bisa bercermin walau Soichiro telah meninggal pada 1991 karena lever.


Joger sukses dengan pabrik kata-kata

Saya mulai buka usaha pabrik kata-kata sekitar tahun 1980-an. Sebelumnya saya sempat menjadi pemandu turis karena latar belakang pendidikan saya adalah perhotelan. Dari sinilah ide awal pabrik kata-kata muncul. Untuk menjadi pemandu turis di Bali, harus ahli berbahasa Inggris. Dan orang sekarang malah dianjurkan bisa berbahasa Inggris; akibatnya sebagian masyarakat tidak memperdulikan bahasa sendiri. Saya melihat celah bisnis dalam masalah bahasa ini. Dengan mengolah bahasa Indonesia menjadi industri.

Dalam hal ini memang dibutuhkan keahlian mengolah kata-kata menjadi kalimat yang indah dan lucu, tapi tidak melanggar etika dan tata bahasa Indonesia. Bisa lihat di kartu nama saya. Bila orang mempunyai satu kartu nama, saya mempunyai empat kartu nama. Semuanya bertuliskan kalimat-kalimat yang enak dibaca dan didengar. Misalnya, kartu nama pertama bertuliskan, Mr. Joger, BAA & BSS (Bukan Apa-Apa dan Bukan Siapa-Siapa), hanya sekadar pendiri Joger dan pencetus filosofi Garing. Bersedia melawan arus yang tidak benar, tapi juga bersedia ikut arus atau bahkan menjadi arus yang benar-benar maslahat.


Kartu nama kedua berbunyi, Mr, Joger, BAA & BSS, hanya pendiri Joger dan pencetus filosofi Garing, karena ketika saya pikir diri saya kreatif ternyata saya inovatif. Ketika saya pikir diri saya produktif ternyata produktivitas saya sangat tergantung pada banyak orang dan alat-alat. Ketika saya pikir diri saya kaya, ternyata banyak orang miskin yang belum sanggup saya bantu. Dan ketika saya pikir saya kuat, ternyata mengatur nafsu sendiri saja kewalahan?

Ketiga Mr. Joger, BAA & BSS, hanya sekadar pendiri Joger dan pencetus filosofi Garing yang tidak mau dan juga kebetulan tidak mampu untuk ikut berpolitik atau memperebutkan kedudukan maupun kekuasaan politik. Merah putih adalah bendera kebangg (s) aan saya. Untuk kartu nama selanjutnya bisa baca sendiri. Ini hanya sekadar kartu nama, yang bila mau direnungkan bisa juga bermanfaat untuk kehidupan.


Tak jauh beda dengan pengusaha lain, dalam mengembangkan usaha pasti ada rintangan. Lima belas tahun lalu saya diusir masyarakat karena dianggap gila. Sekarang mereka yang tergila-gila pada saya melihat hasil produksi kata-kata saya. Orang kadang tidak sadar bahwa perasaan itu lebih kuat dari kenyataan. Terus tahun 1994 saya dikatakan sebagai orang yang melecehkan bahasa Indonesia. Namun tahun 2000 saya mendapat penghargaan Adi Nugraha. Hanya dua orang yang mendapat penghargaan, pertama saya, kedua Pia Alisyahbana. Sepintas memang bisa sesak nafas bila mendengarkan omongan-omongan saya, namun bila diperhatikan secara mendalam, pasti akan terkagum-kagum.

Karena usaha saya menjual kata-kata, saya harus ahli mengolah kata yang akan digoreskan di baju dan pernik-pernik. Salah satunya, “mau mendapatkan surga di dunia carilah istri seperti wanita Cina yang ahli memasak, setia dan hormat pada suami seperti wanita Jepang, kemudian ahli bergoyang di tempat tidur seperti wanita malam”. Dalam mencari ide kata-kata, tidak perlu semedi atau meditasi. Bagi saya semua yang ada di alam ini adalah sumber inspirasi, bertemu dengan orang saja bisa menjadi bahan kata-kata.

Menajemen yang saya pakai adalah sistem kekeluargaan. Di mana tidak ada jarak antara atasan dan bawahan. Semuanya sama, karena kita sudah satu keluarga. Bahkan di sini tidak ada yang namanya karyawan. Yang ada hanya anak buah. Beda anak buah dengan karyawan terletak pada pola interaksi di mana antara atasan dan bawahan sama saja. Bukan berarti saya tidak pernah marah bila ada anak buah yang salah. Bisa marah tapi dalam rangka mencintai bukan membenci anak buah.

Ini perbedaan saya dengan pengusaha lain. Aturan yang saya buat boleh dilanggar asal bisa mempertanggungjawabkan. Undang-undang fungsinya untuk mengatur bukan untuk menganjurkan. Contohnya, dilarang tidur sewaktu bekerja, bukan berarti tidak boleh tidur. Boleh tidur dengan syarat minta ijin terlebih dulu.


Dulu saya pernah kemalingan. Selidik punya selidik, ternyata pencurinya anak buah saya sendiri. Tapi mereka tidak saya pecat. Saya nasehati saja. Saya katakan pada mereka, bila mau mencuri sebaiknya minta ijin terlebih dulu. Dari dulu kan sudah saya bilang, bila mau melanggar aturan harus minta ijin. Kalau sudah minta ijin dia tidak akan mencuri.

Dalam mencari anak buah, saya juga berbeda dengan pengusaha lain. Orang yang sudah berpengalaman negatif dengan pekerjaannya, misalnya sopir, saya mencari sopir yang pernah tabrakan. Kalau sudah pernah tabrakan, dia pasti akan hati-hati karena mengetahui betapa sakitnya tabrakan, dan dia pasti tidak akan menabrakkan mobil saya.

Bisnis bagi saya adalah bagaimana caranya “menipu” konsumen secara baik-baik, sehingga mereka merasa senang dan merasa tidak ditipu, dan datang lagi minta ditipu secara berkesinambungan. Marketing yang andal adalah orang yang sudah bisa mempengaruhi jiwa konsumen. Bukan lagi hanya kantongnya, sehingga orang tersebut tidak bisa berbuat apa-apa.

Kunci keberhasilan adalah kejujuran yang mengandung itikad baik. Dalam berusaha saya tidak selalu memikirkan untung. Keuntungan hanya membuat kita kaya secara meteri, namun tidak secara batin. Untuk apa kaya kalau tidak bahagia? Bukan berarti saya menganjurkan miskin. Akan lebih rugi bila sudah miskin tidak bahagia. Jadi tujuan hidup bukan miskin atau kaya, tapi bahagia.

Yang disebut bahagia adalah orang yang bisa berkarya untuk diri sendiri dan bermanfaat untuk masyarakat. Kalau mau kaya, usahakan jangan sampai orang lain menjadi miskin karenanya. Saya mempunyai filosofi, “lebih baik sedikit tetapi cukup daripada banyak tetapi kurang.” Miskin di sini saya artikan adalah cukup. Kalau sudah merasa sudah cukup, untuk apa memikirkan banyak?

Dalam hidup saya memakai sistem kompromi. Separuh untuk nafkah separuh lagi untuk kehidupan. Karena mencari nafkah itu belum tentu hidup. Apabila sudah bisa menikmati hidup, barulah namanya hidup. Hidup itu sebenarnya mudah karena Tuhan Maha Baik, Dia akan memberikan segala yang diminta hambanya. Manusia itu sering berbicara bahwa Tuhan Maha Tahu tapi mereka sok. Tuhan Maha Kuasa tapi kita sok kuasa akhirnya kita tidak mau rendah hati. Sebetulnya, kalau rendah hati, hidup ini jadi indah.

Selain mengelola Joger, saya juga sering menjadi pembicara di seminar-seminar. Saya sering mengungkapkan, kembangkanlah diri kalau mau percaya diri. Tapi sebelum mengembangkan diri, harus tahu diri. Jadi intinya adalah tahu diri, setelah itu percaya diri. Bagaimana bisa berusaha, bila tidak percaya diri dan tidak bisa mengembangkan diri?

Ada tiga bagian yang bisa diambil bila mau terjun dalam bisnis. Pertama, menjadi pelopor. Kedua, menjadi terbaik kalau tidak bisa menjadi pelopor. Bila tidak bisa menjadi pelopor dan terbaik, jadilah yang ketiga. Karena yang ketiga sudah tidak ada lagi. Begitu juga dengan Joger. Joger mengambil nomor tiga, karena setelah Joger tidak ada lagi usaha seperti Joger.

Dalam mengelola Joger, saya mempunyai tim. Pertama, pengumpul kata-kata dari semesta alam. Kedua, editor, yang mengedit kata-kata yang panjang menjadi pendek, dan yang buruk menjadi indah. Ketiga, desain grafis dan keempat, kritikus, mengkritik sebelum dicetak, biar tidak bertentangan dengan moral. Semunya itu ada dalam diri saya sendiri.

Saya termasuk pengusaha yang mau menerima pesanan, dalam arti, bila ada konsumen yang tertarik pada produk Joger, mereka harus membeli langsung dan menerima apa adanya. Dan tidak bisa memesan, sesuai dengan kehendak konsumen.


Inilah kisah kegigihan Kolonel Sanders, pendiri waralaba ayam goreng terkenal KFC. Dia memulainya di usia 66 tahun. Pensiunan angkatan darat Amerika ini tidak memiliki uang sepeser pun kecuali dari tunjangan hari tuanya, yang semakin menipis. Namun dia memiliki keahlian dalam memasak dan menawarkan resep masakannya ke lebih dari 1.000 restoran di negaranya. Kolonel Harland Sanders adalah pelopor Kentucky Fried Chicken atau KFC yang telah tumbuh menjadi salah satu yang terbesar dalam industri waralaba makanan siap saji di dunia.

Sosok Kolonel Sanders, bahkan kini menjadi simbol dari semangat kewirausahaan. Dia lahir pada 9 September 1890 di Henryville, Indiana, namun baru mulai aktif dalam mewaralabakan bisnis ayamnya di usia 65 tahun. Di usia 6 tahun, ayahnya meninggal dan Ibunya sudah tidak mampu bekerja lagi sehingga Harland muda harus menjaga adik laki-lakinya yang baru berumur 3 tahun. Dengan kondisi ini ia harus memasak untuk keluarganya. Di masa ini dia sudah mulai menunjukkan kebolehannya.

Pada umur 7 tahun ia sudah pandai memasak di beberapa tempat memasak. Pada usia 10 tahun ia mendapatkan pekerjaan pertamanya didekat pertanian dengan gaji 2 dolar sebulan. Ketika berumur 12 tahun ibunya kembali menikah, sehingga ia meninggalkan rumah tempat tinggalnya untuk mendapatkan pekerjaan di pertanian di daerah Greenwood, Indiana. Selepas itu, ia berganti-ganti pekerjaan selama beberapa tahun.

Pertama, sebagai tukang parkir di usia 15 tahun di New Albany, Indiana dan kemudian menjadi tentara yang dikirim selama 6 bulan ke Kuba. Setelah itu ia menjadi petugas pemadam kebakaran, belajar ilmu hukum melalui korespondensi, praktik dalam pengadilan, asuransi, operator kapal feri, penjual ban, dan operator bengkel.
Di usia 40 tahun, Kolonel ini mulai memasak untuk orang yang bepergian yang singgah di bengkelnya di Corbin. Kolonel Sanders belum punya restoran pada saat itu. Ia menyajikan makanannya di ruang makan di bengkel tersebut. Karena semakin banyak orang yang datang ke tempatnya untuk makan, akhirnya ia pindah ke seberang jalan dekat penginapan dan restoran bisa menampung 142 orang.

Selama hampir 9 tahun ia menggunakan resep yang dibuatnya dengan teknik dasar memasak hingga saat ini. Citra Sander semakin baik. Gubernur Ruby Laffoon memberi penghargaan Kentucky Colonel pada tahun 1935 atas kontribusinya bagi negara bagian Cuisine. Dan pada tahun 1939, keberadaannya pertama kali terdaftar di Duncan Hines “Adventures in Good Eating.”

Di awal tahun 1950 jalan raya baru antar negara bagian direncanakan melewati kota Corbin. Melihat akan berakhir bisnisnya, Kolonel ini akhirnya menutup restorannya. Setelah membayar sejumlah uang, ia mendapatkan tunjangan sosial hari tuanya sebesar $105.

Dikarenakan memiliki rasa percaya diri kuat akan kualitas ayam gorengnya, Kolonel membuka usaha waralaba yang dimulai tahun 1952. Ia pergi jauh menyeberangi negara bagian ini dengan mobil dari satu restoran ke restoran lainnya, memasak sejumlah ayam untuk pemilik restoran dan karyawannya. Jika reaksi yang terlihat bagus, ia menawarkan perjanjian untuk mendapatkan pembayaran dari setiap ayam yang laku terjual.

Pada 1964, Kolonel Sanders sudah memiliki lebih dari 600 outlet waralaba untuk ayam gorengnya di seluruh Amerika dan Kanada. Pada tahun itu juga ia menjual bunga dari pembayarannya untuk perusahaan Amerika sebanyak 2 juta dolar kepada sejumlah grup investor termasuk John Y Brown Jr, (kelak menjadi Gubernur Kentucky). Pada tahun 1976, sebuah survey independen menempatkan Kolonel Sanders sebagai peringkat kedua dari deretan selebriti yang terkenal di dunia.

Di bawah pemilik baru, perusahaan Kentucky Fried Chicken tumbuh pesat yang kemudian menjadi perusahaan terbuka pada 17 Maret 1966, dan terdaftar pada New York Stock Exchange pada 16 Januari 1969. Lebih dari 3.500 waralaba dan restoran yang dimiliki perusahaan ini beroperasi hampir di seluruh dunia. Kentucky Fried Chicken menjadi anak perusahaan dari RJ Reynolds Industries, Inc. (sekarang RJR Nabisco, Inc.), semenjak Heublein Inc. diakuisisi oleh Reynolds pada tahun 1982. KFC diakuisisi pada Oktober 1986 dari RJR Nabisco Inc oleh PepsiCo Inc, seharga kurang lebih 840 juta dolar.

Pada Januari 1997, PepsiCo, Inc mengumumkan spin-off restoran cepat sajinya — KFC, Taco Bell dan Pizza Hut – menjadi perusahaan restoran independen, Tricon Global Restorans Inc. Pada Mei 2002, perusahaan ini mengumumkan persetujuan pemilik saham untuk merubah nama perusahaan menjadi Yum! Brands Inc. Perusahaan, yang dimiliki oleh A&W All-American Food Restorans, KFC, Long John Silvers, Pizza Hut dan Taco Bell restorans, adalah perusahaan restoran terbesar di dunia dalam kategori unit system dengan jumlah mendekati 32,500 di lebih dari 100 negara dan wilayah.

KFC berkembang pesat. Kini, lebih dari satu miliar ayam goreng hasil resep Kolonel ini dinikmati setiap tahunnya, bukan hanya di Amerika Utara, bahkan tersedia hampir di 80 negara di seluruh dunia. Tapi Kolonel Sanders tidak lagi bisa menyaksikannya. Pada 1980, di usia 90 tahun, ia terserang leukemia. Ia meninggal seusai melakukan perjalanan 250.000 mil dalam satu tahun kunjungannya ke restoran KFC di seluruh dunia.
“Impian meraih sukses tidak harus di masa kecil. Impian bisa juga di saat usia senja.” Kolonel Sanders, pendiri KFC


Tulisan berikut merupakan rangkuman 1 jam wawancara dengan, Investor legendaris nomor satu di dunia di CNBC.

WarrenBuffet saat ini adalah orang terkaya nomor satu di dunia versiMajalah Forbes, dengan aset pribadi sebesar $ 62 milyar (setara 619Triliunrupiah!!!), Angka ini jelas mengalahkan kekayaan Bill Gates, AlmarhumSoeharto, Tommy Soeharto, Mayangsari, Sandra Dewi maupun Bambang Triatmodjo…

Buffet sekaligus filantrop/dermawan nomorsatu dunia yang telah Menyumbangkan lebih dari $ 31 milyar (sekitar Rp. 300triliun!!!) DanaPribadinya untuk sumbangan-sumbangan…

Berikut9 aspek kehidupannya yang sangat menarik:

1. Buffet memulai investasisahamnya pada usia 11 tahun, Dan IA sangat menyesal memulai investasi sahamdi usia yang terlambat

2. Dia membeli sebuah lahan pertanian kecil padausia 14 tahun dari hasilTabungannya menjadi loper Koran

3. Dia tetaphidup sederhana dengan gaya hidup yang tidak berubah,Memiliki rumah dengan 3kamar tidur kecil di kota kecil Omaha, Yang IA beli setelah IA menikah 50tahun yang lalu, Rumahnya tidak memiliki pagar.

4.Dia mengendaraimobilnya sendiri tanpa seorang sopir ataupun bodyguard Di dekatnya

5.Dia tidak pernah bepergian menggunakan jet pribadi,Walaupun IA memilikiperusahaan jet pribadi terbesar di dunia

6. Perusahaannya, BerkshireHathaway, memiliki 63 perusahaan.
Ia hanya menulis 1 surat setiap tahun keCEO perusahaan2nya tersebut, Memberikan mereka tujuan bisnis yang harusdicapai setiap tahunnya.

IaTidak pernah mengadakan meeting atau meneleponCEO2 tersebut,IA hanya memberikan 2 buah peraturan:

1. Rule number 1:”Jangan pernah membuat rugi para pemilik saham”
2. Rule number 2:” Jangan pernahlupa Aturan nomor 1″

7. Ia tidak pernah bersosialisasi di klub-klub orangkaya.
Waktu luangnya setelah IA tiba di rumah IA gunakan untuk membuatpopcorn, Dan menonton TV

8. Bill Gates, mantan orang terkaya didunia,Tidak pernah berminat untuk menemui Buffet karena tidak melihat adanya Kesamaan yang mereka miliki, namun 5 tahun yang lalu Bill mencobamembuatAgenda untuk bertemu dengan Buffet hanya selama 30 menit.

Namun meetingTersebut justru berlangsung selama 10 jam, Bill berbincang-bincanglama sekali dengan Buffet.

9. Buffet tidak pernah membawahanphone,Maupun PC/laptop di mejanya, Nasehatnya untuk AnakMuda: ‘Stay away from credit cards and invest in yourself and remember:

1. Uang tidak menciptakan manusia. Namun manusia bisa menciptakan UANG….

2. Jalani kehidupan Anda sesederhana diri Anda sendiri. Yang penting diriAndaNYAMAN…

3. Jangan lakukan apa yang orang lain katakan. Dengarkan saja mereka, namun lakukanlah hanya apa yang membuat Anda Merasa nyaman (feelgood)

4. Jangan membeli barang karena merknya. Kenakanlah pakaian yang memang membuat Anda merasa nyaman.

5. Jangan menghabiskan uang Anda untukbarang-barang yang tidak penting.
Gunakanlah uang Anda secara bijaksana untukkebutuhan yang memangBenar-benar Anda perlukan.

6. Akhirnya, ini semuaadalah kehidupan Anda.”Hidup ini hanya sekali. Mengapa Anda harus memberikanorang lainKesempatan untuk mengatur hidup Anda?. Hiduplah dengan gaya Andasendiri,Yang penting Anda senang, Anda puas, Anda nyaman, & Andabahagia…


Usianya memang masih 23 tahun.Namun, perusahaannya sudah ditawar Yahoo! seharga USD1 miliar (Rp9 triliun). Apa kiat sukses usahanya?

SEKILAS pemuda murah senyum ini tak jauh beda dengan kebanyakan pemuda lain seusianya. Dia hobi bermain gitar, bermain video game,mendengarkan musik, dan bernyanyi. Namun, ide cemerlang yang ada di kepalanya membuat pemuda kelahiran 14 Mei 1984 ini lain dari yang lain. Betapa tidak, di usianya yang masih belia, dia telah menorehkan prestasi yang cukup membanggakan.

Belum lama ini Yahoo dikabarkan telah menawar perusahaannya, Facebook. com,seharga USD1 miliar.Ini adalah tawaran terbesar yang pernah diterima Zuckerberg. Sebelumnya, Facebook. com juga pernah ditawar USD750 juta oleh Viacom. Namun, Zuckerberg menolak mentah-mentah dua tawaran itu. Dia memilih terus menjadi CEO Facebook.com sembari terus mengembangkannya. Dalam wawancara khusus dengan TIME awal pekan lalu, Zuckerberg mengaku sejak awal tidak tertarik dengan tawaran itu. Dia mengatakan uang bukanlah tujuan utama Facebook. com.

Situs itu, kata Zuckerberg, tidak hanya digunakan untuk mendulang uang, tapi juga membantu penduduk bumi berkomunikasi secara terbuka via internet. ”Kami tidak fokus pada hasil akhir (uang).Tapi, kami ingin terus berkembang. Itulah sebabnya kami menolak tawaran itu. Kami ingin Facebook.com maju dan berkembang sesuai dengan idealisme kami.Kami yakin keputusan kami sangat tepat,”papar Zuckerberg. Facebook.com adalah perusahaan berbasis teknologi informasi dalam bentuk situs, yakni www.facebook.com. Seperti halnya Friendster ataupun MySpace, Facebook.com menjadi media komunikasi tanpa batas bagi para pengunjungnya.

Hanya saja, Facebook dilengkapi sejumlah fasilitas unik yang tidak dimiliki situs sejenis lain. Beberapa fasilitas itu adalah jaringan internal yang dapat digunakan para penggunanya untuk saling bertukar foto, video, MP3, atau material lainnya. Selain itu, situs ini juga memungkinkan para pengunjungnya menjelajah semua folder di komputer milik pengguna lain yang sedang online.Tentu semua itu harus dilakukan melalui izin si empunya folder. Dengan fasilitas ini, Facebook. com digandrungi banyak pengguna internet.Tak kurang dari 150 ribu penggunjung baru log in di situs ini. Sampai hari ini, Facebook. com mengaku telah mempunyai pengunjung tetap lebih dari 30 juta setiap harinya. Inilah yang membuat sejumlah perusahaan dunia maya seperti Yahoo dan Viacom tertarik untuk mengakuisisinya.

Namun, siapa sangka keberhasilan Zuckerberg menciptakan Facebook bermula dari hobi isengnya mengutak-atik program komputer. Zuckerberg mengaku mulai kenal ilmu pemrograman komputer pada saat usainya baru delapan tahun.Dengan sebuah komputer yang dibelikan ayahnya, pria berambut keriting ini mencoba membuat berbagai program dari yang paling sederhana hingga yang paling rumit. Saat duduk di bangku kuliah, Zuckerberg yang terdaftar sebagai siswa Harvard University, tertarik membuat situs khusus sebagai sarana komunikasi bagi warga Harvard.Pada awal 2003,bersama temannya Adam D’Angelo, Zuckerberg membuat situs yang diberi nama Coursematch.

Dengan situs ini, semua mahasiswa Harvard dapat melihat semua data tentang siapa saja yang belajar di universitas tersebut. Awalnya, Zuckerberg mempromosikan situsnya dari mulut ke mulut. Guna membuat pengunjung Coursematchtertarik,Zuckerberg mencantumkan sejumlah lagu yang dapat di-download secara gratis. Dengan strategi ini, banyak mahasiswa Harvard yang keranjingan mengunjungi Coursematch. Banyak mahasiswa yang meminta Zuckerberg mengembangkan situs ini dengan fasilitas lain yang lebih menarik. Akhir 2003, Coursematch berganti nama dengan Facemash.com.

Situs ini memungkinkan semua mahasiswa Harvard saling kenal dan berkomunikasi secara online.Tidak hanya itu, agar lebih menarik,Facemash. com, dilengkap dengan data semua mahasiswa dan alumni Harvard. Zuckerberg mengambil data itu dengan cara membajak database milik universitas.Tak ayal kenekatan ini membuat Zuckerberg diperkarakan oleh pihak rektorat. Zuckerberg dianggap mencuri file universitas untuk keperluan bisnis. Di luar dugaan, kasus ini justru membuat Facemash.com semakin dikenal publik Harvard.Hampir semua mahasiswa dan alumni penasaran mengunjunginya. Hal ini dimanfaatkan Zuckerberg dengan merilis produk baru, yakni Facebook. com pada 2004.

Dibantu beberapa rekannya, yakni Andrew McCollum, Dustin Moskovitz, dan Chris Hughes,Zuckerberg berhasil menyempurnakan situs sosialnya itu dengan tampilan dan fasilitas yang lebih lengkap. Jadilah Facebook. com berubah menjadi salah satu situs wajib bagi mahasiswa AS. Pengunjung Facebook.com yang sebagian besar adalah warga kampus menjadikan situs ini dapat berkembang lebih cepat. Ide-ide baru disampaikan para pengunjung kepada pengelola situs melalui kotak saran. Dari sini Zuckerberg membuat program-program baru yang lebih menarik.

Dari sekadar saling berkomunikasi,Facebook.com berubah menjadi situs sosial yang mampu menjadi pusat bertemunya para pengunjung internet. ”Filosofi yang kami pakai sangat sederhana. Kami tidak ingin membentuk komunitas tertentu karena hal itu justru membatasi para pengunjung. Semua pengunjung dipersilakan melakukan komunikasi tentang apa saja dan siapa saja. Mereka juga bisa berbagai tentang apa saja secara online,”jelas pemuda kelahiran Dobbs Ferry, Westchester County,New York ini. Jumlah pengunjung Facebook. com yang terus membeludak membuat berbagai perusahaan tertarik untuk melakukan kerja sama.

Dari sinilah uang jutaan dolar mengalir ke kantor Zuckerberg. Perlahan namun pasti, Zuckerberg berubah menjadi miliuner muda. Lantaran ingin fokus mengembangkan Facebook.com, pertengahan 2005, Zuckerberg memutuskan mengundurkan diri dari kampus.Sejak itu dia tak lagi sekolah dan mendedikasikan hidupnya hanya untuk Facebook.com. ”Saya sudah menemukan jalan hidup saya.Apa yang saya inginkan sudah ada di tangan saya.Saya tidak ingin punya ijazah kemudian bekerja (di perusahaan).Menurut saya, pekerjaan hanyalah untuk orang-orang yang lemah,” paparnya saat diwawancarai Current Magazine.

Kini, situs monumental itu tengah didera masalah. Sejumlah rekan Zuckerberg, yakni Divya Narendra, Cameron Winklevoss, dan Tyler Winklevosss mengklaim Facebook.com adalah ide mereka. Zuckerberg dianggap mencuri hasil karya orang lain. Dituduh berbuat curang, pria berdarah Yahudi itu bergeming. Dia tetap menganggap situsnya adalah murni hasil karyanya. Kini, kasus ini masih dalam penyelidikan otoritas hukum Massachusetts.

Bagaimana Zuckerberg menghadapi persaingan bisnis meski usianya baru 23 tahun? Menjawab pertanyaan ini dia menjawab,”Kita akan mempunyai energi yang sangat kuat jika kita mencintai apa yang kita lakukan.Inilah yang membuat saya tidak pernah bosan dan selalu bisa melakukan yang terbaik,” jelasnya saat diwawancarai khusus oleh TIME di markas Facebook di Palo Alto,California. Uniknya, meski berhasil membuka jalur komunikasi tanpa batas, Zuckerberg menggelengkan kepala ketika ditanya apakah dirinya telah mempunyai pacar. Dia justru mengatakan sangat bahagia karena dapat membantu jutaan orang mendapatkan jodoh dari situs yang dibuatnya.” Setidaknya saya berhasil membuat mereka (pengunjung Facebook. com) mendapatkan pasangan hidup,”katanya tersenyum. (berbagai sumber/imam gem sufaat/Koran Sindo)


Lakshmi Nivas Mittal lahir pada 15 Juni 1950 di Sadulpur sebuah desa miskin , gersang , berpasir, dan hanya ditumbuhi pohon berduri, diwilayah distrik Churu, negara bagian Rajasthan, kawasan bagian barat India. Nama Lakshmi yang disematkan pada namanya dalam tradisi Hindu , berarti Dewa Kekayaan , namanya menggambarkan obsesi dan dambaan sang ayah , agar anaknya kelak kaya dan sejahtera.

“Mereka tak punya pendapatan memadai,” kata Sushil Kumar saraogi, 61, editor mingguan Sadalupur Times.”Mereka berebut membongkar apa yang disimpan ayah mereka untuk dimakan, karena mereka sangat miskin, “kata Shankar Lal Saraogi, 78, paman Mittal, seperti dikutip Majalah Time, edisi Februari 2006. “Mereka tidak berasal dari keluarga prestisius. Tapi dari keluarga sangat biasa.”. Mittal kecil hidup dalam keluarga miskin dengan jumlah kerabat sampai 20 orang. Mereka tinggal dalam satu rumah sederhana berlantaikan tanah, tidur diatas anyaman tali, dan masak memakai kayu bakar. Rumah itu peninggalan kakeknya Mittal , yang bekerja di PT Tarachand Ghanshyamdas Poddar- salah satu perusahaan papan atas di kalangan Kasta Marwari, ketika India belum Merdeka. Keluarga besar Lakshmi Mittal berasal dari Kasta Marwari Aggarwal. Kasta ini kebanyakan bekerja sebagai pedagang dan rentenir.

Siapa yang menyangka setengah abad setelah kelahirannya, putra desa Sadalupur itu kelak menetap di Kenshington Palace Garden, kawasan super mewah di London. Dia menempati rumah, yang pada 2004 seharga US$ 128 Juta (Rp. 1,2 Triliun ) dari juragan balap F1, Bernie Ecclestone, banyak pihak yang menyebutnya sebagai rumah termahal didunia, bertetangga dengan orang-orang kaya dunia , seperti Sultan Hasanal Bolkiah (Brunei) dan Raja Fahd (Saudi Arabia). Mittal pada medio 2000-an kelak tercatat sebagai orang paling kaya di Inggris, negara yang pernah menjajah negeri anak itu, India.

Bukan hanya terkaya di Inggris, Mittal kelak juga terkaya di Asia, dan masuk lima besar orang paling kaya sedunia. Pada Maret 2007, menurut Majalah Forbess , kekayaan Mittal senilai US$ 32 Miliar (Rp. 288 Triliun – hampir separuh APBN Indonesia).

Mittal memilih membuka usaha pengelolahan baja di Waru , pinggiran selatan Surabaya, yang sudah masuk wilayah Kabupaten Sidoarjo. Perusahaan pertamanya di luar negeri itu diberi nama PT Ispat Indo, yang menempati areal bekas persawahan seluas 16,5 hektar.. Mittal berinvestasi US$ 15 JUTA (Rp. 135 miliar) untuk mendirikan perusahaan bajanya itu. Ispat adalah istilah Sansekerta yang berarti baja. Ini jenis usaha yang tak asing bagi Mittal. Karena dia telah lama menggelutinya bersama ayahnya, Mohan , di Kolkota.

Core bisnis baja yang dimulai Di Surabaya tersebut mengalami kemajuan yang pesat dan memulai untuk ekspansi usaha untuk Go Internasional dengan strategi akuisisi Mittal mulai dikenal luas kalangan dunia Industri baja. Semua ancang-ancang Mittal itu justru mendapat peluang dan momentum saat dunia dilanda krisis ekonomi pada akhir 1980-an. Disinilah kita menangkap kecerdikan Mittal membaca peluang.Ketika itu, banyak industri baja yang lumpuh atau berjalan terseok-seok. Mittal melihatnya sebagai peluang untuk membeli pabrik baja dengan harga murah , lalu dipoles dan ditata dengan manajemen yang disiplin, sehinga kelak menjadi mesin uang yang produktif. Mittal yang matang dalam bisnis baja tahu persis bahwa prospek industri amat menjanjikan. Maka Mittal pun tak menyia-nyiakan momentum ambruknya sejumlah pabrik baja itu.

Strategi akuisisi yang dijalankan Miital menjadi harapan bagi sejumlah pemerintah yang gagal mengelola pabrik baja, namun juga memberikan ancaman bagi pengusaha baja di Eropa, Jepang, dan lain sebagainya karena khawatir dilibas ekspansi bisnis Mittal.
Perjalanan Akuisisi Mittal

1. 1976 : Mendirikan PT. Ispat Indo, Surabaya, Indonesia

2. 1989 : Akuisisi ISCOTT (Iron & Steel Company of Trinidad & Tobago)

3. 1992 : Akuisisi Sicarsta, Meksiko

4. 1994 : Akuisisi Sidbec-Dosco, Kanada

5. 1995 : Akuisisi Hamburger Stahlwerke, Jerman, membentuk Ispat Internasional dan Ispat Shipping (pengapalan), dan akuisisi Karmet, Kazakhstan

6. 1997 : Ispat Internasional go public

7. 1998 : Akuisisi Inland Steel, Amerika Serikat

8. 1999 : Akuisisi Unimetal, Perancis

9. 2001 : Akuisisi Annaba Aljazair dan Sidex Rumania

10. 2002 : Business assistence agreement dengan iscor, Afrika Selatan

11. 2003 : Akuisisi Nova Hu, Republik Czech

12. 2004 : Akuisisi Polskie Huty Stali, BH Steel, fasilitas Makedonia dari baja Balkan. Mmbentuk Mittal Steel.

13. 2005 : Akuisisi Internasional Steel Group, Amerika Serikat; Kryvorizhstal, Ukraina; investasi US$ 9 miliar di Jharkhand India

14. 2006 : Merger dengan Arcelor, membentuk Arcelor Mittal

15. 2006 : Investasi pabrik baja dengan kapasitas 12 juta ton di Orissa, India

Perjalanan bisnis yang fantastis , semua itu di capai oleh Lakshmi Nivas Mittal dalam kurun waktu 30 tahunan. Waktu yang terhitung pendek untuk ukuran pengusaha yang membangun sendiri imperium bisnisnya dari fondasi paling bawah. Kerajaan bisnis Mittal bukanlah warisan orang tua. Dia justru menggeliat bangkit dari lingkungan keluarga miskin di desa tandus negeri Hindustan. Bukan pula buah kolusi dan proteksi dari penguasa.

Sukses di dunia usaha baja tidak melepaskannya untuk mendidik anaknya untuk menjadi kader penerus usaha bisnisnya. Mereka menampilkanhubungan antar generasiyang saling respek dan saling mendukung. Begitulah ulasan Stanley Reed, Kepala Biro majalah Business Week di London dalam laporan utama majalah tersebut edisi 16 April 2007. Reed menulis Cover Story berjudul “Mittal & Son” . Sampul majalah ini menampilkan foto Lakhsmi Mittal (lahir 1950) dan putra sulungnya , Aditya Mittal (lahir 1976). Keduanya tampak tersenyum dengan setelan jas hitam senada. Aditya ditempatkan di depan dengan foto lebih besar, seakan sebagai generasi penerus, sementara Lakshmi Mittal di sisi belakang.

Kolaborasi kokoh Ayah dan Anak ini menjadikan bisnisnya semakin kuat. Mittal mengatakan tentang anaknya “ Saya tidak melihatnya sebagai anak kecil,”kata Mittal. “Saya menghormati dia karena intelektualitasnya, ide-idenya, saran-saran, dan pendiriannya.” Stanley Reed menyebut mereka adalah pasangan ayah-anak paling bertenaga(powerful) dalam panggung bisnis local saat ini.

Aksi sosial Mittal
Hidup berkelimpahan tidak membuatnya lupa dengan sisi kemanusiannya, ia mengerti tentang rahasia kehidupan (The Secret) bahwa kelimpahan hartanya akan bertambah jika ia banyak Memberi. Kontribusi kemanusiaannya dengan membentuk LNM (Lakshmi Nivas Mittal) Foudation yang menyediakan dana social untuk membantu kebutuhan pendidikan dan kesehatan masyarakat miskin di India. Yayasan ini sebenarnya tidak hanya bergerak di India . Di semua negara di mana ada perusahaan Mittal, LNM Foudation membantu kebutuhan kaum miskin , khususnya keluarga karyawan perusahaan Mittal.. Tidak heran jika kekayaan dan kelimpahannya terus berlipat ganda dengan aksi sosialnya itu.

Kesuksesam Mittal yang sudah mendunia, dengan berbagai pemberitaan di Koran dan majalah-majalah dunia patut dijadikan contoh :

Lakshmi Mittal memukul telak negara-negara Barat

- TIME Magazine

Lakshmi Mittal adalah emas murni India

- Vinod Mehta

Jurnalis di Outlook Magazine

Majalah Fortune sampai menjulluki Lakshmi Mittal sebagai “ Man of Steel” Manusia Baja). Penghargaan yang lain diantaranya julukan “Man of the Year” dari Koran Financial Times ; sebutan “Business Person 2006” dari The Sunday Times ; “Gewinner 2006” dari Die Welt ; dan “Newsmaker of the Year” dari majalah Time. Dua tahun sebelumnya, Mittal memperoleh penghargaan “European Businessman of the Year 2004” dari Majalah Fortune ; sebagai “Entrepreneur of the Year” dari Wall Street Journal tahun 2004. Malah delapan tahun sebelum itu, pada 1996, Mittal sudah mendapat sebutan “Steel Maker of the Year” dari New Steel, sebuah media terkemuka di lingkungan industri baja. Lalu , menerima “Willy Kort Steel Vision Award”, sebuah pengakuan tertinggi atas pencapaian berskala dunia dibidang Industri baja. Di awal 2007, Mittal termasuk nominasi sebagai penerima “Dwight D. Eisenhower Global Leadership Award”. Luar Biasa!.

Siapa ingin mencontoh Lakshmi Nivas Mittal ?

Mengaku terjun ke dunia bisnis karena terpaksa, ia malah sukses mengembangkan bisnis toko buku hingga ke berbagai kota. Bagaimana liku-liku perjalanan bisnisnya?

Jalan hidup seseorang memang tidak bisa diduga. Seperti halnya Johan Budhie Sava (41 tahun), siapa sangka ia bakal menjadi bos toko buku terkenal di kalangan mahasiswa di Malang atau Yogyakarta? Pria lulusan Universitas Petra Surabaya ini sebenarnya hanya ingin mencari kerja yang layak karena hendak berumah tangga. Namun apa daya, berkali-kali lamaran kerjanya ditolak. Sehingga, ia terpaksa terjun ke dunia bisnis. Saya memutuskan membuka usaha sendiri tahun 1990,? ungkap Johan sembari menambahkan, pada tahun itu pula ia meninggalkan status lajangnya.


Usaha yang dipilih adalah bisnis buku. Pria berperawakan tinggi ini terinspirasi sukses kakak iparnya yang mengelola toko buku Uranus di Surabaya. Maka, disertai doa dan tekad bulat, dengan bermodalkan Rp 45 juta -- Rp 35 juta dari mertua dan Rp 10 juta dari orang tua -- Johan membuka toko buku Toga Mas di ruang tamu rumah mertuanya di Malang, Jawa Timur. Ia dibantu oleh sang istri, Swandayani.


Karena belum berpengalaman, kalkulasi Johan sempat meleset. Modal sebesar itu ternyata hanya cukup untuk persiapan awal: Rp 35 juta buat beli buku dagangan, dan yang Rp 10 juta untuk merombak ruang tamu dan kamar tidur menjadi ruang pamer seluas 50 m2. Akibatnya, ketika Toga Mas pertama kali akan dibuka pada 15 Desember 1990, ia kehabisan amunisi; tidak ada dana cash lagi?Untungnya, begitu toko dibuka, sudah ada konsumen yang membeli buku seharga Rp 60 ribu? ujarnya mengenang. Uang hasil penjualan buku itu, dikatakannya, membuat periuk nasinya berisi.


Menyadari dirinya pemain baru dalam bisnis buku dan lokasi toko bukunya tidak strategis “ di tengah kampung Kelurahan Pisang Candi, di pinggiran Kota Malang“ Johan berpromosi langsung ke kampus-kampus dan berbagai perpustakaan untuk menjemput konsumen. Dia mendatangi berbagai kegiatan kampus dan tak segan ikut mensponsorinya, walau hanya dalam bentuk spanduk. Hasilnya lumayan, banyak konsumen -- umumnya mahasiswa -- tertarik datang ke Toga Mas. Apalagi, sejak awal Johan memang mempromosikan Toga Mas sebagai toko buku diskon. Membeli buku di Toga Mas bisa lebih murah hingga 35% dibanding toko lain? ungkap Johan yang mengaku cuma mengambil margin 5%- 10% per buku.


Menurut Johan, diskon di tokonya bukan akal-akalan. Sejak awal ia memang memiliki komitmen pribadi dan idealisme untuk bisa menjual buku dengan harga murah, agar bisa dijangkau siapa saja. Bahkan. untuk membuktikan bahwa harga jual tokonya lebih murah dibanding toko sejenis lainnya, dia tak segan menunjukkan daftar harga resmi dari penerbit. Misalnya, Johan menunjukkan, buku wajib mahasiswa manajemen dan akuntansi yang di pasaran seharga Rp 180 ribu, ia berani menjualnya Rp 50 ribu. Bagaimana bisa? Saat itu penerbit sedang melakukan obral untuk melawan pembajakan? jawab pehobi membaca itu cepat.


Johan mengaku, dalam menjalankan bisnis bukunya, ia belajar dari raksasa ritel Wal-mart dan Alfa. Prinsipnya, ia justru menjual murah buku-buku yang dibutuhkan konsumen. Sebagai contoh, dia menunjuk buku Harry Potter 5. Ketika mengetahui buku itu akan diterbitkan Gramedia, Toga Mas langsung menyiapkan strategi menjual dengan harga khusus. Hasilnya? Toga Mas bisa menjual buku Harry Potter 5 hanya seharga Rp 75 ribu, sedangkan di toko lain mencapai Rp 96 ribu.


Dengan strategi diskon itu, Toga Mas memang tumbuh pesat di Ja-Tim Pesaingnya pun dibuat kalang kabut karena selama ini tak pernah ada toko buku seberani itu. Satu lagi kelebihan Toga Mas: jeli membidik pasar. Dia langsung membidik mahasiswa yang kebutuhan membacanya paling tinggi di Republik ini. Faktor lainnya, suasana di Toga Mas lebih nyaman dibanding toko buku lain. Johan mulai merasakan pertumbuhan yang pesat di tahun kedua. “Dari hari ke hari jumlah pengunjung terus bertambah, saya dan Swandayani kewalahan. Maklum, waktu itu semua masih dikelola secara manual? katanya mengenang.


Pengelolaan dengan komputer baru diterapkan Johan tahun 1994. Dia mengeluarkan dana cukup besar untuk membeli software integrated system. Dengan komputerisasi ini, ia mengaku bisa agak santai dan pekerjaan menjadi ringan. Dia tidak perlu lagi mengecek satu per satu persediaan buku yang habis dan harus disediakan, karena akan langsung terlihat dari layar monitor.



Seiring dengan bertambahnya pelanggan, kelahiran Surabaya, 22 Februari 1964 ini kemudian menerapkan strategi penguatan pasar untuk menciptakan pelanggan setia. Guna mewujudkan tujuan itu, Johan antara lain membangun komunitas diskusi dan bedah buku. Awalnya, acara itu hanya dilangsungkan di kampus-kampus. Lalu setelah memiliki tempat yang representatif, kegiatannya dialihkan di Toga Mas. Acara seperti itu ternyata sudah ditunggu-tunggu kalangan kampus, sehingga begitu diluncurkan peminatnya membludak.


Meski banyak yang mengakui kebesaran Toga Mas di blantika bisnis buku di Ja-Tim, Johan sendiri menganggapnya belum apa-apa dibanding jaringan toko buku yang telah ada, misalnya Gramedia. Karena itulah, dia tidak mau head to head berkompetisi dengan pemain besar itu, kecuali satu kali di Jember. Merasa tak mampu bersaing di tempat itu, akhirnya Toga Mas terpaksa menyingkir. Kami memang terpaksa berhadapan karena mendapat kontrakan di depan Gramedia, tapi kami mengalah untuk pindah saja setelah ada tempat lain? tutur Johan terus terang.


Setelah itu, perjalanan Toga Mas semakin hati-hati dan terencana. Sampai suatu saat, setelah mengarungi bisnis buku selama 7 tahun, Johan nekat membeli ruko seharga Rp 300 juta di Jalan Galunggung, Malang, meskipun cuma memiliki dana Rp 40 juta -- sisanya didanai pinjaman bank. Namun apa lacur, tiba-tiba krismon keburu datang tahun 1998.


Untungnya, Dewi Fortuna masih berpihak padanya. Pada tahun yang sama, Johan memenangi hadiah Undian Tahapan BCA berupa mobil, yang langsung dijualnya seharga Rp 60 juta. Uang itu dipakainya untuk membayar ruko. Sisanya yang Rp 200 juta saya pinjam dari saudara,� ungkapnya kalem.



Langkah itu, menurutnya, dilakukan bukan hanya untuk mendapatkan ruangan yang wah, tapi yang lebih penting lagi untuk menjaga kesetiaan konsumen. Sehingga, Toga Mas harus bisa memberikan pelayanan dan kenyamanan kepada konsumen yang datang. Saya sendiri lebih percaya pada sentuhan personal kepada pelanggan daripada penyediaan ruangan wah. Karena itu, saya berusaha menjalin persahabatan dengan pelanggan? ujar Johan cepat. Saya banyak belajar dari kelemahan pesaing yang justru dijauhi konsumen karena pelayanannya tidak baik, meski tempatnya mewah? sambungnya sungguh-sungguh.


Kesuksesan Toga Mas di Malang pada giliranya membuat nama Johan melambung melampaui kota berhawa dingin itu. Gejalanya terlihat sejak 1999, ketika banyak dosen dan penulis buku dari berbagai perguruan tinggi yang mengajaknya mengembangkan Toga Mas di luar Malang. Tawaran itu tak ditampik Johan. Tahun 1999 Johan berkongsi dengan Amir Abadi, dosen Universitas Indonesia dan pengarang buku akuntansi, dan Tung Desem Waringin (motivator) untuk mendirikan Toga Mas di Yogya. Lalu tahun 2001, Toga Mas dibuka di Semarang dengan sistem waralaba. Pembelinya Fincen, pelanggan yang kini menjadi dosen Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga. Tahun 2002, bekerja sama dengan Universitas Negeri Jember, Johan membuka gerai Toga Mas di Jember. Tahun 2003 Johan juga membuka Toga Mas di Surabaya bekerja sama dengan Universitas Bayangkara.


Meski jalan sudah terbuka lebar ke luar Malang, ternyata tak semua gerai itu berjalan mulus. Toga Mas Yogya nyaris bangkrut, karena selama dua tahun pertama terus merugi. Modal awal Rp 600 juta yang ditanamkan, setelah dihitung dua tahun kemudian, hanya tinggal aset senilai Rp 25 juta. Menurutnya, kreativitas yang rendah dan kelemahan manajemen menjadi faktor utama kegagalan Toga Mas Yogya. Namun, Johan tak mau tinggal diam membiarkan Toga Mas di Kota Pelajar itu karam. Dia cepat menambah modal Rp 70 juta lagi dan mengirim Arief A. Rahim untuk membenahinya.


Orang kepercayaan Johan itu memang tidak mengecewakan. Melalui tangan dingin Arief, dalam tempo yang tak terlalu lama Toga Mas Yogya berhasil bangkit dari keterpurukannya. Arief mengadopsi strategi Johan. Pelan tapi pasti dia bergerilya menyelenggarakan pameran buku di kampus-kampus Kota Gudeg. Target kami bukan penjualan, tapi memperkenalkan Toga Mas di kalangan mahasiswa? tuturnya datar. Upaya itu menunjukkan hasil yang bagus. Toga Mas mulai populer di kalangan kampus. Pengunjungnya pun dari hari ke hari makin banyak. Kini Toga Mas Yogya merupakan salah satu cabang yang sangat menguntungkan.


Kesuksesan itu meringankan langkah Johan untuk maju lebih jauh di bisnis buku. Tahun 2004 dia membuka cabang Toga Mas di Surabaya, tepatnya di Jalan Embong Malang. Hanya saja, berbeda dari toko-tokonya terdahulu, Toga Mas Embong Malang dibangunnya dengan konsep superstore. Toko ini dicanangkan guna memenuhi memenuhi semua kebutuhan buku, baik untuk umum maupun untuk pelajar dan mahasiswa. Superstore ini, menurut Johan, menelan investasi Rp 1 miliar dan ditargetkan bisa meraih breakeven point dalam dua tahun. Dia berharap, superstore ini bisa membukukan penjualan Rp 100 juta/hari. Kini penjualannya baru Rp 30 juta/hari. Kalau memang tidak mencapai target, ya kami kecilkan saja, karena biaya operasionalnya sangat tinggi? kata Johan enteng.


Bagi Arief, Johan adalah sosok pengusaha yang berkepribadian menarik. Meski bisnisnya sudah cukup besar dan dia telah menjelma menjadi bos, Johan tak pernah sedikit pun bersikap sombong.Di hadapan anak buah, Johan juga tidak pernah memosisikan diri sebagai pimpinan atau bos. Ia juga tidak pernah main asal perintah. Dia menganggap kami para karyawan sebagai kawan, bukan anak buah? paparnya bersemangat. Menariknya lagi, di semua kantor Toga Mas tidak ada ruangan khusus pimpinan. Bahkan, meja kursi pun juga tidak disediakan secara khusus. Maklum, Johan memang tipe pimpinan yang tidak suka duduk di belakangan meja. Dia lebih suka berjalan-jalan di dalam toko untuk bertemu dengan konsum? ujarnya. Johan seperti mau menunjukkan kepada krunya bahwa manajer tidak harus duduk di belakang meja, tapi mempelajari situasi lapangan dan mengerti keinginan konsumen? imbuhnya.